Rabu, 18 November 2009

Coelacanth


Sampai saat ini, telah ada 2 spesies hidup Coelacanth yang ditemukan yaitu Coelacanth Komoro, Latimeria chalumnae dan Coelacanth Sulawesi, Latimeria menadoensis.
Hingga tahun 1938, ikan yang berkerabat dekat dengan ikan paru-paru ini dianggap telah punah semenjak akhir Masa Kretaseus, sekitar 65 juta tahun yang silam. Sampai ketika seekor coelacanth hidup tertangkap oleh jaring hiu di muka kuala Sungai Chalumna, Afrika Selatan pada bulan Desember tahun tersebut.
Kapten kapal pukat yang tertarik melihat ikan aneh tersebut, mengirimkannya ke museum di kota East London, ketika itu dipimpin oleh Nn. Marjorie Courtney-Latimer.
Seorang iktiologis (ahli ikan) setempat, Dr. J.L.B. Smith kemudian mendeskripsi ikan tersebut dan menerbitkan artikelnya di jurnal Nature pada tahun 1939. Ia memberi nama Latimeria chalumnae kepada ikan jenis baru tersebut, untuk mengenang sang kurator museum dan lokasi penemuan ikan itu.
Coelacanth pertama yang ditemukan di Afrika Selatan, di hadapan Nn. Courtenay-Latimer, kurator museum East London.
Pencarian lokasi tempat tinggal ikan purba itu selama belasan tahun berikutnya kemudian mendapatkan perairan Kepulauan Komoro di Samudera Hindia sebelah barat sebagai habitatnya, di mana beberapa ratus individu diperkirakan hidup pada kedalaman laut lebih dari 150 m.
Di luar kepulauan itu, sampai tahun 1990an beberapa individu juga tertangkap di perairan Mozambique, Madagaskar, dan juga Afrika Selatan. Namun semuanya masih dianggap sebagai bagian dari populasi yang kurang lebih sama.
Pada tahun 1998, enampuluh tahun setelah ditemukannya fosil hidup coelacanth Komoro, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara.
Ikan ini sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun belum diketahui keberadaannya di sana oleh dunia ilmu pengetahuan. Ikan raja laut secara fisik mirip coelacanth Komoro, dengan perbedaan pada warnanya. Yakni raja laut berwarna coklat, sementara coelacanth Komoro berwarna biru baja.
Ikan raja laut tersebut kemudian dikirimkan kepada seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann, yang kemudian bersama dua koleganya, R.L. Caldwell dan Moh. Kasim Moosa dari LIPI, menerbitkan temuannya di Nature, 1998.
Maka kini orang mengetahui bahwa ada populasi coelacanth yang kedua, yang terpisah menyeberangi Samudera Hindia dan pulau-pulau di Indonesia barat sejauh kurang-lebih 10.000 km. Belakangan, berdasarkan analisis DNA-mitokondria dan isolasi populasi, beberapa peneliti Indonesia dan Prancis mengusulkan ikan raja laut sebagai spesies baru Latimeria menadoensis.
Dua tahun kemudian ditemukan pula sekelompok coelacanth yang hidup di perairan Kawasan Lindung Laut (Marine Protected Areas) St. Lucia di Afrika Selatan.
Orang kemudian menyadari bahwa kemungkinan masih terdapat populasi-populasi coelacanth yang lain di dunia, termasuk pula di bagian lain Nusantara, mengingat bahwa ikan ini hidup terisolir di kedalaman laut, terutama di sekitar pulau-pulau vulkanik. Hingga saat ini status taksonomi coelacanth yang baru ini masih diperdebatkan.
Pada bulan Mei 2007, seorang nelayan Indonesia menangkap seekor coelacanth di lepas pantai Provinsi Sulawesi Utara. Ikan ini memiliki ukuran sepanjang 131 centimeter dengan berat 51 kg ketika ditangkap.
Catatan lain
Coelacanth memiliki ciri khas ikan-ikan purba, ekornya berbentuk seperti sebuah kipas, matanya yang besar, dan sisiknya yang terlihat tidak sempurna (seperti batu). Di Bunaken pernah ditemukan seekor coelacanth hidup berenang dengan bebasnya. Ukurannya kira-kira 2/3 tubuh orang dewasa dan tubuhnya berwarna ungu gelap.

Trilobita


salah satu invertebrata (hewan tak bertulang belakang) zaman purba yg paling dikenal manusia adalah Trilobita. Trilobita sebenarnya adalah hewan laut yg termasuk Crustacea dengan bentuk tubuh seperti lipan atau kutu kayu berukuran besar. Nama "trilobita" sendiri berarti "berdaun tiga" karena tubuhnya jika dilihat dari atas seperti daun yg bertumpuk-tumpuk. Rata-rata Trilobita memiliki panjang antara 5-8 cm. Keberhasilan para ahli menguak banyak hal dari Trilobita tidak lepas dari fosilnya merupakan fosil Arthropoda purba yg plaing melimpah. Umumnya fosilnya merupakan cangkang kulit yg kosong - persis seperti cangkang lobster zaman sekarang yg merupakan hasil pergantian kulit.

Berdasarkan pengamatan pada fosilnya, Trilobita memiliki 3 bagian tubuh utama : kepala, dada (thorax), dan ekor. Pada kepala Trilobita biasanya terdapat sepasang antena & sepasang mata. Tipe mata ini bervariasi; ada yg hanya berupa tonjolan kecil untuk membedakan terang & gelap, sementara sebagian Trilobita lainnya memiliki mata majemuk yg terdiri dari 15.000 lebih lensa - persis seperti capung atau Crustacea zaman sekarang. Dadanya sendiri terdiri dari ruas-ruas yg lentur; pada fosil yg terbesar jumlahnya mencapai 40 ruas. Di setiap ruas pada dadanya ini pada Trilobita dasar laut terdapat sepasang kaki.

Trilobita adalah satu dari sedikit hewan yg perkembangan hidupnya dari telur hingga dewasa. Trilobita yg baru menetas disebut protaspid. Protaspid memiliki kemiripan dengan Trilobita dewasa, namun tubuhnya belum beruas-ruas. Seiring dengan pertumbuhannya, Trilobita harus melakukan pergantian kulit karena cangkangnya tidak ikut tumbuh hingga memasuki fase meraspid & ruas-ruas dadanya pun mulai terbentuk pada bagian tengah tubuhnya. Meraspid ini kemudian melanjutkan pertumbuhannya sambil berganti kulit hingga menjadi tahap dewasa yg disebut tahap holaspid.

Menurut para ahli berdasarkan temuan fosilnya selama ini, ada sekitar 17.000 spesies Trilobita yg sudah diketahui manusia. Masing-masing Trilobita ini memiliki ciri-ciri khusus yg membedakannya dengan Trilobita lain bergantung pada habitatnya. Trilobita yg hidup di dasar laut misalnya, tubuhnya mirip dengan lipan dengan kaki-kaki kecil untuk merayap, sementara yg hidup melayang di lautan memiliki kaki dayung untuk berenang & tubuh yg termodifikasi untuk melayang di lautan. Semua fosil Trilobita diketahui berasal dari masa Paleozoikum, - sekitar 300 juta tahun yg lalu - terutama pada masa Kambrium di mana fosil mereka dari zaman itu sangat melimpah.

Di masa di mana populasinya melimpah, para ahli percaya bahwa Trilobita memiliki perang yg kurang lebih sama seperti Crustacea zaman sekarang. Spesies yg hidup di dasar laut misalnya, mereka diperkirakan hidup dengan memakan bangakai & sisa-sisa makhluk hidup di dasar laut. Adapun hewan-hewan yg dipercaya memakan Trilobita pada masa itu adlaah Arthropoda dasar laut lainnya seperti kalajengking laut, sementara spesies yg hidup berenang menjadi mangsa ubur-ubu & ikan laut purba. Jika spesies Trilobita yg berada di dasar laut ini terancam, mereka bisa menggulng dirinya sehingga musuh tidak bisa menembus cangkang luar mereka yg keras. Teori ini muncul karena ada beberapa fosil Trilobita yg ditemukan dalam kondisi menggulung seperti bola.

Senin, 02 November 2009

Sejarah samurai




Istilah samurai ( 侍 ), pada awalnya mengacu kepada "seseorang yang mengabdi kepada bangsawan". Pada zaman Nara, (710 - 784), istilah ini diucapkan saburau dan kemudian menjadi saburai. Selain itu terdapat pula istilah lain yang mengacu kepada samurai yakni bushi. Istilah bushi ( 武士 ) yang berarti "orang yang dipersenjatai/kaum militer", pertama kali muncul di dalam Shoku Nihongi ( 続日本紀 ), pada bagian catatan itu tertulis "secara umum, rakyat dan pejuang (bushi) adalah harta negara". Kemudian berikutnya istilah samurai dan bushi menjadi sinonim pada akhir abad ke-12 (zaman Kamakura). Pada zaman Azuchi-Momoyama (1573 - 1600) dan awal zaman Edo (1603), istilah saburai berubah menjadi samurai yang kemudian berubah pengertian menjadi "orang yang mengabdi".

Sejarah Samurai
Dalam catatan sejarah militer di Jepang, terdapat data-data yang menjelaskan bahwa pada zaman Nara (710 - 784), pasukan militer Jepang mengikuti model yang ada di Cina dengan memberlakukan wajib militer9 dan dibawah komando langsung Kaisar. Dalam peraturan yang diberlakukan tersebut setiap laki-laki dewasa baik dari kalangan petani maupun bangsawan, kecuali budak, diwajibkan untuk mengikuti dinas militer. Secara materi peraturan ini amat berat, karena para wakil tersebut atau kaum milter harus membekali diri secara materi sehingga banyak yang menyerah dan tidak mematuhi peraturan tersebut. Selain itu pula pada waktu itu kaum petani juga dibebani wajib pajak yang cukup berat sehingga mereka melarikan diri dari kewajiban ini. Pasukan yang kemudian terbentuk dari wajib militer tersebut dikenal dengan sakimori ( 防人 ) yang secara harfiah berarti "pembela", namun pasukan ini tidak ada hubungannya dengan samurai yang ada pada zaman berikutnya.

Setelah tahun 794, ketika ibu kota dipindahkan dari Nara ke Heian (Kyoto), kaum bangsawan menikmati masa kemakmurannya selama 150 tahun dibawah pemerintahan kaisar. Tetapi, pemerintahan daerah yang dibentuk oleh pemerintah pusat justru menekan para penduduk yang mayoritas adalah petani. Pajak yang sangat berat menimbulkan pemberontakan di daerah-daerah, dan mengharuskan petani kecil untuk bergabung dengan tuan tanah yang memiliki pengaruh agar mendapatkan pemasukan yang lebih besar. Dikarenakan keadaan negara yang tidak aman, penjarahan terhadap tuan tanah pun terjadi baik di daerah dan di ibu kota yang memaksa para pemilik shoen (tanah milik pribadi) mempersenjatai keluarga dan para petaninya. Kondisi ini yang kemudian melahirkan kelas militer yang dikenal dengan samurai.

Kelompok toryo (panglima perang) dibawah pimpinan keluarga Taira dan Minamoto muncul sebagai pemenang di Jepang bagian Barat dan Timur, tetapi mereka saling memperebutkan kekuasaan. Pemerintah pusat, dalam hal ini keluarga Fujiwara, tidak mampu mengatasi polarisasi ini, yang mengakibatkan berakhirnya kekuasaan kaum bangsawan.

Kaisar Gonjo yang dikenal anti-Fujiwara, mengadakan perebutan kekuasaan dan memusatkan kekuasaan politiknya dari dalam o-tera yang dikenal dengan insei seiji. Kaisar Shirakawa,menggantikan kaisar Gonjo akhirnya menjadikan o-tera sebagai markas politiknya. Secara lihai, ia memanfaatkan o-tera sebagai fungsi keagamaan dan fungsi politik.

Tentara pengawal o-tera, souhei ( 僧兵 ) pun ia bentuk, termasuk memberi sumbangan tanah (shoen) pada o-tera. Lengkaplah sudah o-tera memenuhi syarat sebagai "negara" di dalam negara. Akibatnya, kelompok kaisar yang anti pemerintahan o-tera mengadakan perlawanan dengan memanfaatkan kelompok Taira dan Minamoto yang sedang bertikai.

Keterlibatan Taira dan Minamoto dalam pertikaian ini berlatar belakang pada kericuhan yang terjadi di istana menyangkut perebutan tahta, antara Fujiwara dan kaisar yang pro maupun kotra terhadap o-tera. Perang antara Minamoto, yang memihak o-tera melawan Taira, yang memihak istana, muncul dalam dua pertempuran besar yakni Perang Hogen (1156) dan Perang Heiji (1159).
Peperangan akhirnya dimenangkan oleh Taira yang menandai perubahan besar dalam struktur kekuasaan politik. Untuk pertama kalinya, kaum samurai muncul sebagai kekuatan politik di istana.

Taira pun mengangkat dirinya sebagai kuge ( 公家 - bangsawan kerajaan), sekaligus memperkokoh posisi samurai-nya. Sebagian besar keluarganya diberi jabatan penting dan dinobatkan sebagai bangsawan.

Keangkuhan keluarga Taira akhirnya melahirkan konspirasi politik tingkat tinggi antara keluarga Minamoto (yang mendapat dukungan dari kaum bangsawan) dengan kaisar Shirakawa, yang pada akhirnya mengantarkan keluarga Minamoto mendirikan pemerintahan militer pertama di Kamakura (Kamakura Bakufu; 1192 - 1333).

Ular raksasa


Penduduk desa yang tinggal di sepanjang sungai Baleh di Borneo (Kalimantan) merasa yakin bahwa makhluk mitos yang disebut Nabau berkepala naga dan memiliki tujuh lubang hidung dengan panjang 100 kaki telah kembali ke sungai tersebut.

Mengutip Daily Mail, Kamis (19/2) ketakutan warga akan hal itu berdasarkan sejumlah foto yang menampilkan keberadaan ular raksasa yang tengah berenang di sepanjang aliran sungai. Foto-foto tersebut diabadikan oleh seorang anggota tim monitoring bencana banjir saat berada di sebuah helikopter.


Keaslian akan foto-foto tersebut telah menjadi perdebatan yang hangat. Bahkan suratkabar di Kuala Lumpur, New Straits Times meminta para pembaca agar memutuskan sendiri keaslian foto-foto tersebut.


Saat ditunjukkan foto-foto itu, sejumlah warga desa mengklaim pernah melihatnya dan kata mereka itu adalah monster Nabau, seekor monster laut purba yang menurut kepercayaan mereka berubah wujud menjadi berbagai jenis hewan.


Sejumlah orang yang dimintai tanggapannya menepis dugaan bahwa ular itu adalah sebatang balok kayu. “Balok kayu tidak akan bisa meliuk seperti itu, ” ujar seorang warga. Sementara itu, ada yang beranggapan foto-foto tersebut adalah hasil rekayasa komputer.

Misteri Segitiga bermuda


Sebenarnya tempat misteri ini tak benar bila dikatakan segitiga, sebab batas-batas dari petunjuk kapal-kapal atau pesawat terbang yang hilang lebih dari bentuk segitiga itu. Segitiga itupun hanya merupakan imajinasi saja. Bila kita ambil peta, kita buka di bagian Amerika Tengah, di sana terdapat banyak kepulauan Hindia Barat. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari Segitiga Bermuda itu, kita tarik garis dari kota Miami ke kota San Juan di Puerto Rico; dari San Juan ke pulau Bermuda; dan kembali ke Miami di daerah Florida, Amerika. Meskipun sebenarnya misteri Segitiga Bermuda ini “milik” orang Amerika, tak apalah kita turut memperbincangkannya . Sebenarnya tempat semacam ini ada pula di tempat lain, juga di Amerika, yaitu di sebuah danau

yang bernama Ontario, bahkan lebih “mengerikan” dari Segitiga Bermuda.Dari berbagai kesimpulan, jarum kompas dan peralatan pesawat yang akan hilang selalu mendapat gangguan dan mereka seperti tak melihat air dan dari gejalan ini disimpulkan, di dasar laut sana tentu terdapat sebuah medan magnetik yang kuat sekali, yang sanggup mengganggu kompas atau menarik kapal itu sampai ke dasar laut yang dalam.

Tak cukup bila saya menguraikan seluruh peristiwa, dan itu juga tak menjurus pada masalah penyelesaian. Tetapi mengenai peristiwa bentuk gaib di Segitiga bermuda ini dapat dikemukakan dan mungkin teori-teori yang banyak mengenai Segitiga Bermuda. Mungkin di udara terdapat semacam gangguan atmosfir yang berupa “lubang di langit”. Ke lubang itulah pesawat terbang masuk tanpa sanggup untuk keluar lagi. Dari misteri “Lubang di Langit” ini membentuk sebuah teori tentang adanya semacam perhubungan antara dunia dengan dimensi lain. lubang di Langit itu dianggap semacam alat transportasi seperti tampak di film Star Trek. Ataukah bentuk Lubang di Langit itu UFO? Orang sering menghubungkan hilangnya pesawat kita dengan munculnya UFO. Lantas, apakah hilangnya mereka itu karena diculik oleh UFO? Malah hasilnya hanya mendapat pertanyaan tanpa jawaban.

Terbentuknya alam dengan teori big bang




alam semesta yang terbentuk dari teori big bang.
04Jul09

bumi
saat ini, teori yang paling diakui oleh masyarakat luas mengenai terbentuknya alam semesta adaah teori big bang. teori ini berpendapat, sekitar 15 miliar tahun lalu, alam semesta hanyalah sebuah titik kecil. namun setelah mengalami ledakan besar dan mengembang, barulah berkembang hingga ukuran sekarang. bahkan sekarang pun alam semesta masih dalam tahap pengembangan. nantinya akan seperti apa, untuk saat ini belum ada teori yang jelas.

Minggu, 01 November 2009

Plant mars

Ini adalah gambar planet mars yang membuktikan adanya kehidupan di sana.
Satu lagi temuan yang memperkuat teori bahwa pernah ada kehidupan di planet Mars.
Adakah kehidupan di planet selain bumi? Adakah planet lain yang layak dihuni manusia? Inilah misteri yang tak juga habis digali para ahli astronomi kita. Belum lama ini ditemukan sebuah kandungan karbon dalam kepingan kecil meteor Mars. Temuan yang bagi orang awam tidak berarti apapun tersebut ternyata sangat berharga bagi ilmuwan.

Adanya karbon dalam materi Mars menguatkan dugaan bahwa di Planet Merah itu sempat ada kehidupan. Materi karbon itu tersimpan di dalam kerak meteor dari planet Mars. Temuan berharga ini dipresentasikan dalam ajang Lunar and Planetary Science Conference di Houston, Texas.

Selama ini diketahui bahwa semua proses kehidupan di bumi berasal dari elemen karbon. Berarti kalau ada kandungan karbon di kepingan planet Mars, kemungkinan besar di planet itu pernah ada kehidupan juga. Dari studi ditemukan bahwa karbon dalam meteor Mars memang orisinil berasal dari planet itu, bukan akibat dari kontaminasi di bumi.

Meteor Mars yang mengandung karbon itu adalah ALH840001 yang jatuh ke bumi pada 1998 lalu. Objek ini terdiri dari bebatuan yang cukup langka. Bebatuan ini diyakini berasal dari ledakan di permukaan Mars yang menghasilkan imbas cukup besar, yakni terlemparnya serpihan planet itu hingga miliaran tahun sebelum jatuh ke bumi.

Data serupa juga dijumpai pada kepingan meteor Nakhla yang jatuh di Mesir pada tahun 1911. Pihak Natural History Museum di London yang menyimpan beberapa kepingan meteor itu setuju untuk meminjamkannya pada NASA untuk dianalisa.

Kandungan karbon terdapat pada pori-pori dan saluran tersembunyi di meteor. Sebagian materi ini tampak gelap ketika dilihat dari bawah mikroskop.

Ihwal keaslian komponen karbon itu dari Mars bisa dikuatkan Peter Buseck, profesor ilmu geologi dari Arizona State University. Ia menemukan bukti kuat bahwa kandungan karbon itu bukanlah berasal dari bumi, melainkan dari Mars. Memang sulit untuk mengidentifikasi asal mula karbon hanya dari analisa mikroskopis. Isotop karbon meteor Nakhla diketahui terdiri atas 75 persen, sedangkan lainnya adalah karbon–14. Sejauh ini terbukti apabila ada objek yang mengandung komponen karbon–14, itu dipastikan berasal dari angkasa luar atau karbon masa purba.

Jika memang benar kandungan itu asli berasal dari Mars, bisa jadi materi lain yang mendekati unsur karbon yang juga bersumber dari bebatuan lain di luar angkasa menabrak Mars ratusan atau ribuan tahun silam.